Kamis, 16 April 2015

إِنْ شَاءَ اللَّهُ


Beberapa hari yang lalu secara tak sengaja saya menemukan sebuah percakapan menarik dari akun Twitter salah seorang tokoh di negeri ini. Percakapan itu lumayan panjang ternyata, mengenai cara penulisan yang benar untuk kata إِنْ شَاءَ اللَّهُ .
Bermula dari pic seorang Syaikh dalam bahasa Inggris yang menyatakan bahwa penulisan yang benar adalah "In Shaa Allah", bukan "Insya Allah atau "Insha Allah" karena "Insha Allah" berarti "Create Allah".
APAKAH ITU BENAR?
Untuk menjawabnya mari baca penjelasan berikut:
Beliau merujuk kepada penulisan dalam bahasa Arab إِنْ شَاءَ اللَّهُ yang WAJIB ditulis terpisah antara huruf nun & syin-nya.
Arti harfiahnya sebagai berikut:
إِنْ (in/jika)
شَاءَ (syaa-a/menghendaki)
الله (Allahu/Allah)
Jika Allah menghendaki.
Sedangkan kata إِنْشَاء (dengan nun & syin menyambung) berarti "membuat".
Lalu apakah yang menulis dengan "Insha Allah" atau "Insya Allah" lantas berdosa? Saya yakini tidak karena ia sama sekali TIDAK BERNIAT mengatakan "create Allah". Penulisan tersebut juga sudah sangat umum dalam masyarakat kita & tidak ada seorangpun yang memahami maknanya sebagai "create Allah" kan? ;)
Satu hal yang sangat perlu kita perhatikan di sini: Bahasa pengantar Syaikh tersebut adalah bahasa Inggris. Ini terkait dengan transliterasi bahasa Arab ke bahasa-bahasa lain yang memiliki beberapa perbedaan. Dua huruf "sh" dalam literasi bahasa Indonesia digunakan untuk huruf shad (ص), bukan syin (ش). Sementara dalam transliterasi Arab-Inggris berlaku, huruf "sh" adalah untuk huruf syin (ش), sedangkan huruf shad (ص) menggunakan "s" dengan titik di bawahnya.
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya:
1. Pic/info yang beredar tersebut adalah benar, dan merupakan ijtihad Syekh tersebut yang patut kita hargai.
2. Penulisan "insyaAllah" dalam literasi selain Arab sah-sah saja ditulis dalam beberapa susunan, selama penulisan tersebut sudah umum & sang penulis meniatkan makna "Jika Allah menghendaki", bukan makna lain :).
3. WAJIB memisahkan huruf nun & syin jika dituliskan dalam huruf Arab: إِنْ شَاءَ اللَّهُ 
4. Hal-hal semacam ini sebaiknya tidak perlu dijadikan perdebatan apalagi permusuhan. Mengutip perkataan seorang ulama: Jauhi perdebatan yang tidak menghasilkan amal nyata.
Jadi daripada sia-sia, sangat baik jika kita menjadikan kata إِنْ شَاءَ اللَّهُ sebagai bentuk tawakkal kita terhadap apa yang sudah kita rencanakan (Al-Kahfi: 23-24). Bukan sebagai perdebatan, apalagi sebagai bentuk "ingkar janji" terselubung. Na'udzubillah :)
Lagi pula, ini perihal mengenai bahasa, bukan keyakinan. 'Toh' Islam adalah agama yang mudah, tidak mempersulit kan? :D

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...” (QS. Al-Baqarah: 185)

Sekian. Semoga bermanfaat.

1 komentar: